Rabu, 24 Desember 2014

dosa asal dan penebusan

Yesus mengatakan yang berbuat dosa adalah hamba dosa (Yoh 8:34), dan para rasulpun mengajarkan : apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu (Roma 6:16), karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu (2 Petrus 2:19)

dari pernyataan Yesus dan ajaran para rasul diatas bisa disimpulkan bahwa dosa adalah sesuatu yang mempunyai kekuatan atau kehendak , yang oleh dorongannya orang biasa melakukan perbuataan yang sering disebut perbuatan dosa. dosa sebagai suatu kekuatan sudah dinyatakan juga dalam perjanjian lama, “dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya“.(Kej 4:7), Ayub dan Yesaya juga menggambarkan dosa sebagai kekuatan, kalau dalam perjanjian baru, Paulus dalam surat suratnya selalu menggambar dosa adalah kekuatan yang berkuasa, dan Petruspun menggambarkan demikian.

dari mana dosa berasal ?.  
manusia pertama jatuh dalam dosa karena memakan buah dari pohon pengetahuan. dalam konteks ini, pengertahuan (implisit) didefinisikan sebagai pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, prinsip dll (wikipedia). dalam perspektip atau prinsip inilah yang biasa menimbulkan dorongan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu. karena perspektif atau prinsip adalah pikiran, maka Yesus mengatakan dosa itu akibat pikiran. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang (Matius 15:19-20). dan dalam persepsi pikiran yang salah, Petrus ditegur oleh Yesus sebagai iblis, “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Matius 16:23). dan hal inipun sama seperti yang diajarkan Yakobus tentang dosa, Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginaanya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan  itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut (Yak 1:14-15). jadi bisa disimpulkan bahwa setan dilahirkan dari pikiran.

lalu bagaimana Yesus membebaskan manusia dari kuasa dosa ?. 
 kata Yesus “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”(Yoh 8:31-32), hal yang sama diajarkan oleh rasul Paulus : Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran (Roma 6: 17-18).

kalau kita melihat sabda Yesus diatas , syarat untuk dibebaskan dari kuasa dosa adalah harus tetap dalam firman Yesus, artinya harus menjalankan perintah Yesus. setelah itu adalah mengetahui kebenaran, artinya akan memiliki persepsi atau paradigma kebenaran. dan Yesus juga mengatakan diriNya adalah kebenaran, Yesus juga adalah firman itu sendiri. Dengan kata lain jika berada dalam firman Yesus akan memiliki paradigma Yesus.

Kalau membandingkan Injil dengan Taurat, ada perbedaan sifat diantara keduanya, Taurat merupahkan aturan yang membatasi prilaku manusia, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Sementara injil membentuk pikiran supaya manusia melihat dirinya sebagai utusan untuk menjadi dokter atau tabib, untuk menjadi terang dan garam, untuk menjadi pelayan dll yang biasa disebut dengan kasih.

Aturan (Taurat) sifatnya mengekang untuk tidak terlaksana gejolak dalam diri manusia tapi tidak menghilangkan gejolak. dan aturan kadang menimbulkan gejolak dalam diri, sehingga rasul Paulus mengatakan Taurat itu kuasa dosa meskipun aturan itu baik dan suci. Karena sifatnya mengekang taurat itu hanya cocok untuk penjahat pada umumnya (1 Timotius 1:9,10)

Sementara paradigma menentukan prilaku dan respon kita terhadap sesuatu. Paradigma yang Yesus ajarkan memungkinkan kita tidak reaktif terhadap perbuatan dosa dari luar diri tapi menimbulkan semangat kasih untuk menyelamatkan, itulah esensi pembebasan manusia dari hamba dosa menjadi hamba Tuhan

Jika roh didefinisikan sebagai sesuatu yang memberih kehidupan atau vitalitas pada sebuah system, Maka paradigma Yesus mendatangkan roh atau semangat suci (baca: Roh kudus) (Galatia 3:2). dan kata rasul Paulus, Yesus datang untuk memperbaharui roh dan pikiran (Efesus 4:23). Dan roh itu juga memerdekakan kita dari dosa (Roma 8:2). Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Rom 6:14)

Kalau demikian untuk apa Yesus disalib ?.  
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:5)
Apakah ini berarti beban kita telah dipikul oleh Yesus dan kita tidak akan memikulnya lagi ?. 
 kalau melihat definisi hamba dosa dan kemerdekaan dari perbudakan dosa seperti yang dikatakan Yesus diatas(Yohanes 8:32,34) tidak ada hubungannya dengan firman yang disampaikan Yesaya diatas. Sepintas kesan yang disampaikan Yesaya diatas seolah olah balasan akibat perbuatan dosa kita telah diambil alih oleh Yesus. Dan kalau kesan ini benar, akan bertentangan dengan firman lain dalam Alkitab. Yesus mengajarkan supaya berusaha sungguh sungguh untuk mendapat hidup yang kekal karena sangat sulit untuk memperolenya (Mat 7:13, Luk 13, 24). Dan Tuhan akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Maz 62:12, Ams 24:12,29, Mat 16:17, Roma 2:6, 2Timotius 4:14, 1Petrus 1:17, Wahyu 2:23, 22:12 dll)

Bagaimana memahami firman yang disampaikan yesaya diatas ? 
Yesus tidak hanya mengajar dengan memberi perintah tapi juga teladan (Yoh 13:15, 1Petrus 2:21, 5:3), mungkin melalui teladan itulah yang menjadi penyebab Tuhan mau mengambil rupah seorang manusia. Yesus juga mengajar untuk lebih mencintai Tuhan atau kebenaran daripada nyawa sendiri (Mat 10:37-39). Dalam tindakan mengutuk pohon ara, Yesus juga mengajarkan dalam kondisi apapun harus tetap menghasilkan buah pertobatan (Mark 11:12-14)

Dan ajaran ajaran itu terlihat ketika Yesus disalib, ketika disiksa dan dihina, Yesus tidak mengutuk tapi mendoakan, Yesus tetap konsisten untuk taat kepada bapaNya. Jadi melalui penderitaan penyaliban, Yesus telah memberihkan teladan atau dengan kata lain Yesus telah menciptakan jalan , supaya dengan melalui jalan ketaat total yang telah ditunjuhkan oleh Yesus manusia mendapatkan keselamatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar